Minggu, 02 Januari 2011

teori biaya

Teori Biaya memegang peranan penting dalam analisa prilaku konsumen, karena prinsip biaya yang seminimum mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal.
Ada tiga konsep tentang ongkos, yaitu :
1. Ongkos Alternatif (Opportunity cost);biasa disebut juga dengan “ongkos sosial”)
Ongkos ini relatif paling penting bagi para ekonom, karena timbulnya ongkos ini berkaitan dengan adanya kelangkaan dan keterbatasan sumber daya. Misalnya, bila produsen memutuskan untuk membuat yang telah ditentukan maka inputnya sebetulnya bisa untuk barang lainnya, sehingga ada yang dikorbankan.
2. Ongkos Akuntansi (Account Cost)
Ongkos-ongkos yang besar dikeluarkan oleh produsen untuk sebuah produksi. Misalnya, ongkos depresiasi, ongkos historis, dlsb.
3. Ongkos Ekonomi (Economic Cost).
Ongkos yang menunjukkan berapa biaya yang harus dikeluarkan agar sumber daya dapat digunakan pada suatu proses produksi.
Perbedaan Ongkos Jangka Pendek Dengan Jangka Panjang
Dalam suatu proses produksi kita dapat mengenali, adanya ongkos jangka pendek. Dimana dalam suatu proses produksi ada input variabel dan input tetap yang tidak bisa secara cepat keseluuruhannya; dan cenderung berubah bila ada perubahan produksi.
Sedangkan jangka panjang, sebaliknya bahwa input yang dapat secara keseluruhannya dan dapat dirubah untuk sebuah perubahan produksi.
Gambar 1.

2. Ongkos Total Jangka Pendek
Ada dua macam input yaitu fix (tetap) dan variabel. Jadi ongkos tetap adalah jumlah dari kedua jenis ongkos tadi.
TC = FC + VC
FC = fixed cost
VC = variable cost
TC = total cost.
Ongkos tetap digunakan untuk membayar input tetap; sedangkan variabel untuk membayar input variabel.
Gambar 2

3. Ongkos Rata-rata Jangka Pendek (Short Form Average Cost)
ongkos total pada unit output. Jadi ongkos rata-rata berarti menunjukkan ongkos yang diperlukan untuk memroduksi per unit output.
AC = TC
Q
AC = Average Cost
TC = Total Cost
Q = Output
-Ongkos rata-rata jangka pendek : Penjumlahan dari ongkos tetap rata-rata (averager fixed cost) dan ongkos variabel rata-rata (average variable cost).
AVC = TVC
Q
-Ongkos tetap rata-rata (average fixed cost) adalah ongkos tetap per unit output yang diproduksi. Jadi total biaya rata-rata = Average – Total Cost.
AC = AVC + AFC.

4. Ongkos Marjinal (Marginal Cost)
perubahan ongkos yang terjadi karena output berubah satu unit.
MC = Perubahan Ongkos Tetap = TC
Perubahan Output Q
Gambar 3.
Dari uraian diatas kita dapat membuktikan bahwa pada saat AC minimum, maka nilai MC = AC. Besarnya fixed cost dalam grafik tersebut diatas adalah selisih antara AC dan AVC.

5. Isocost : Kurva yang menggambarkan kendala yang dihadapi oleh produsen, yaitu dengan jumlah input atau dana yang terbatas.
Isocost juga kurva yang menunjukkan kombinasi dua input yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan output dengan ongkos yang sama.
Gambar. 4
Keterangan : Jika seorang pengusaha memiliki dana i, dan dana tersebut digunakan untuk membeli input K dan L dengan harga PK dan PL, maka :
IC = KPK + KPL
L = i – PK K atau K = i – PL L
PL PL PK PK
Intercep (titik potong) pada berapa jumlah barang yang dibeli apabila semua dana yang dimiliki untuk membeli K = i/ PK

6. Ongkos Minimum (Least Combination Cost)
Seorang produsen rasionil akan berproduksi pada ongkos yang terendah sesuai dengan prinsip ekonomi : penhasilan yang maksimum dengan ongkos minimum.
Kondisi tersebut dapat dicapai dengan dua pendekatan :
a. Kalau dana yang dimiliki oleh produsen terbatas maka ongkos terendah dapat dicapai kalau dengan dana yang tertentu dapat dihasilkan output dengan sebesarbesarnya.
b. Kalau output yang ingin dihasilkan tertentu maka least comb. cost dapat dicapai apabila dana yang diperlukan untuk memroduksi output tersebut adalah serendahrendahnya.
http://baktijsitumorang.wordpress.com/2008/12/17/teori-biaya-cost/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar